Seperti yang kita ketahui, Indonesia masih berada di tengah pandemi dan masih berada di masa darurat. Proses bisnis dan ekonomi mulai dilakukan dari rumah/tempat yang aman demi menjaga kesehatan dan terhindar dari risiko terkena virus Corona yang sedang mewabah. Pemerintah pun sudah lama mengeluarkan ketetapan untuk bekerja dari rumah/work from home yang kemudian diikuti oleh banyak korporasi. Hal ini memengaruhi proyeksi okupansi kantor.

Karena banyaknya usaha yang dijalankan di rumah, maka daerah perkantoran pun semakin sepi. Hal ini bukan semata-mata dikarenakan kebijakan WFH. Okupansi kantor mulai menurun karena para pebisnis mulai meninggalkan cara konvensional (baca: sewa kantor) dan mulai beralih ke virtual/cara bekerja di rumah saja yang bisa dilakukan hanya dengan internet. Dikutip dari CNBC Indonesia, pengusaha yang tadinya berkantor di daerah CBD pun mulai menyingkir ke daerah yang lebih murah. Ini dilakukan demi menghemat biaya operasional kantor. Hal tersebut menyulitkan para pengembang properti dan industri sewa perkantoran, meski mereka telah mencoba untuk membanting harga.

Dilansir dari situs industri.kontan.co.id, Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto memberikan data pasokan perkantoran baru di daerah central business distric (CBD) mulai bertambah sekitar 6,78 juta m2 atau tumbuh 3,2%. Telah terjadi oversupply atau suplai perkantoran yang terlampau banyak apabila dibandingkan dengan jumlah okupansi.

Selain itu, harga tarif sewa perkantoran baik di daerah bisnis seperti CBD turun sebesar kurang lebih 7%. Sementara itu, untuk daerah lain di luar CBD pun mengalami penurunan. Hal ini juga diperparah dengan kebijakan Pemerintah mengenai work from home (WFH) yang masih diberlakukan banyak usaha.

Bagaimanakah Proyeksi Okupansi Kantor di Tahun 2021?

Ferry Salanto berpendapat bahwa sehubungan dengan adanya oversupply dan work from home yang masih berlaku, maka okupansi di tahun 2021 masih akan berada di kurva bawah. Hal ini dibuktikan dengan catatannya yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan okupansi berkisar 70% hingga 90%.

Dikarenakan pengembang memundurkan jadwal penyelesaian proyek, maka diproyeksikan okupansi akan berangsur pulih di tahun 2023. Di sisi lain, dilihat bahwa pengusaha akan mulai mengisi perkantoran di tahun 2021. Ini bisa menjadi salah satu faktor untuk menghambat turunnya biaya sewa dan menandakan mulai bergeraknya ekonomi di pusat-pusat bisnis.

Demikian artikel mengenai proyeksi okupansi kantor untuk tahun 2021. Untuk sewa kantor dengan harga yang murah, fasilitas terjangkau dan lengkap dengan alamat dan lokasi yang strategis, hubungi MESO Serviced and Virtual Office dengan mengklik kolom chat atau mengisi kolom ini.